Rabu, 14 September 2011

Benarkah Berguru Pada Buku Sesat

Membaca merupakan suatu pekerjaan kultural. Kultur dan peradaban suatu bangsa dapat terlihat dari minat baca penduduknya. Dengan membaca, alam pikiran kita menjadi luas dan tanpa batas, lepas dari belenggu kekinian dan kedisiplinan. Membaca juga merupakan sarana Ekspresi diri dalam berkomunitasserta untuk terus maju menuju pencerdasan pencerahan.
Begitulah Kurang lebihnya bunyi kata pengantar dari sebuah Penerbit buku, dimana salah satu buku terbitannya menjadi Buku Best Seller, Buku tersebut Berjudul " PELATIHAN SHALAT KHUSU', Sebuah Buku Karya : ABU SANGKAN "

Dari Penggalan Kata Pengantar buku Pelatihan Shalat Khusu' tersebut, Saya sedikit bertanya dalam Hati : "Mengapa ada sebagian dari kalangan mereka yang berilmu justru seakan akan membatasi kita dalam membaca, Dengan Ungkapan "BERGURU PADA BUKU ITU SESAT"". Ungkapan berguru pada buku itu sesat, menurut saya justru membuat masyarakat kita semakin sesat. Kenapa saya katakan membuat masyarakat kita makin sesat...?
Alasan saya adalah :
  • Masyarakat akan meyakini ucapan tersebut, karena ucapan tersebut muncul dan di katakan oleh mereka yang dianggap memahami ilmu. Sehingga masyarakat akan malas dan takut untuk membaca buku yang berkaitan dengan ilmu ilmu pengetahuan. wal hasil.... masyarakat pun jadi tidak berkembang dan tetap dengan ILMU ke KONOan-nya. artinya Ilmu nya yaaaa.... hanya itu itu saja, masih mending kalau ilmunya di amalkan, tapi kalau tidak di amalkan..... apa jadinya...?(jangan suruh saya yaaa untuk menjawabnya...!) Kondisi masyarakat seperti ini menurut saya Ibarat pohon beringin dalam pot, Pohon yang seharusnya besar dan rindang serta bisa memberi keteduhan malah jadi kerdil.
  • Mereka yang mengucapkan ungkapan BERGURU PADA BUKU ITU SESAT  Jarang ada yang menjelaskan Ungkapan tersebut. sehingga masyarakat hanya memahaminya sebatas itu saja.
  • Dan Lain lain..... ( bagi sobat yang sepaham dengan saya tentang ini, silahkan tambahkan alasan sobat di kolom komentar )
Kita Kembali ke topik di paragraf awal, Membaca merupakan suatu Pekerjaan Kultural , dan seterusnya......sampai akhir. saya secara pribadi lebih setuju dengan pendapat Dari penerbit tersebut. ini bukan berarti saya ingin dapat buku gratis dari penerbit heeeee..... tapi kalau di kasih insya Allah ga nolak... heee becanda. Namun pernahkah kita berpikir tentang hal hal sederhana tentang keseharian kalangan masyarakat kita....?
  • Coba kita perhatikan Kalangan generasi muda kita ( Ups... ga bermaksud saya merasa tua...) namun coba kita perhatikan anak muda dan bapak bapak yang suka Olah raga, Apa yang biasa mereka baca...? tidak jauh dari majalah dan kuran OLAH RAGA bukan....?
  • Coba kita perhatikan mereka yang suka dengan Fashion, bahan bacaan mereka tidak jauh dari Trend Busana terkini.
  • Dan coba kita perhatikan mereka yang suka dengan Religius( mendalam ) Bahan bacaan mereka tak jauh dari bahan bahan yang berAROMA mistik dan sufi
  • Begitu juga dengan mereka yang suka Otomotif, bahan bacaan mereka tidak jauh dari hal hal yang berbau Otomotif
  • Dan begitu juga dengan mereka yang suka ngeblog seputar trik dan tehnik mengotak atik blog, mereka setiap saat sering mencari informasi berjam jam di hadapan komputer untuk merombak blog mereka atau sekedar untuk berbagi info dengan teman teman lewat blog mereka.
  • Bahkan lebih parah mereka yang suka dengan pornografi, bahan bacaan dan perhatian mereka tertuju pada tulisan dan gambar serta video yang beraroma pornografi.
Dari alasan inilah saya mengatakan setuju dengan pengantar dari penerbit tersebut, jadi bukan berharap mendapat buku gratis alias free... begito... karena seperti yang dikatakan disana bahwa membaca merupakan sarana ekspresi diri dalam menuju pencerdasan dan pencerahan. Namun Yang menurut saya yang perlu di garis bawahi disni adalah kata "pencerdasan dan pencerahan" kenapa saya katakan demikian karena tentu pencerdasan dan pencerahan ini sesuai dengan apa yang sedang mereka senangi dan geluti sehubungan dengan ilmu yang mereka baca tersebut.
Adapun dengan ungkapan Sebagian Kalangan dengan ungkapan "berguru pada buku itu sesat" bukan berarti saya tidak setuju, Namun Menurut hemat saya sebaik nya mereka menjelas apa maksud ungkapan tersebut sehingga masyarakat tidak salah kaprah dalam memahami ungkapan tersebut.

Bagaimana menurut sobat......?
Benarkah berguru pada buku itu sesat....? 
Dan setujukah sobat bahwa membaca merupakan suatu pekerjaan kultural...?
Silahkan Ekspresikan dirimu dengan memberikan suara komentar sobat lewat kolom komentar.

Tidak ada komentar: